Senin, 27 April 2020

Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan

Guru Madrasah
Budaya bangsa Indonesia memang sangat beragam ada : tradisi, upacara adat, pakaian adat, rumah adat, maupun tarian khas daerah. Kebudayaan yang beragam didukung oleh penduduk yang beragam suku bangsa. Salah satu kebudayaan yang menonjol adalah tarian adta daerah. Tarian adat adalah salah satu kekayaan budaya yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tarian adat kerap memiliki pesan-pesan dan makna yang luhur. Salah satunya ada pada tari Lego-lego dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri. Pada masing-masing kawasan di Kabupaten Alor terdapat gaya tari dan nyanyian yang berbeda-beda, namun formasinya tetap sama, yakni lingkaran. Masing-masing nyanyian dan pantun yang diungkap kan saat menari, memiliki arti serta harapan yang berbeda-beda.

Beberapa literatur menyatakan bahwa tarian ini sempat menjadi tari perang. Sekarang tarian ini lebih sering digunakan untuk menyambut tamu. Tamu disambut oleh masyarakat yang dituakan, lalu diajak menuju sebuah pohon besar yang rindang, dengan beberapa warga perempuan yang berpegangan tangan mengelilingi pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut serta dalam tarian tersebut. Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian rupa, penari akan bergerak mengitari pohon. Pada saat yang sama sirih pinang dan minuman ditawarkan. Gerakan kaki dan nyanyian di masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran dan komponen tradisional lainnya tetap sama.

Di dalam lingkaran, ada tiga lelaki yang memiliki tugas berbeda. Ada pemukul gong yang nadanya akan digunakan untuk menghitung langkah penari, kemudian ada seorang lelaki yang bernyanyi sekaligus mengucapkan pantun, dan seorang lagi bertugas membagikan sirih pinang serta minuman.

Selain menjadi identitas setiap suku, tarian ini menjadi salah satu identitas pemersatu masyarakat Alor yang punya mimpi agar masyarakat dan pendatang terus bersatu membangun kampung serta negeri.
Sumber: beritasatu.com,
  1. Apa pesan moral yang terdapat dalam tari Lego-lego?. Pesan moral yang terdapat dari Tari Lego-lego adalah persatuan, tarian ini ditujukan mengajak masyarakat untuk bersatu membangun kampung, daerah, dan negeri.
  2. Jelaskan secara ringkas bagaimana melakukan tari Lego-lego! Tamu disambut oleh masyarakat yang dituakan, lalu diajak menuju sebuah pohon besar yang rindang, dengan beberapa warga perempuan yang berpegangan tangan mengelilingi pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut serta dalam tarian tersebut. Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian rupa, penari akan bergerak mengitari pohon. Pada saat yang sama sirih pinang dan minuman ditawarkan. Gerakan kaki dan nyanyian di masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran dan komponen tradisional lainnya tetap sama.
  3. Jelaskan salah satu tarian yang ada di daerahmu yang memiliki nilai-nilai luhur! Tarian dari Surabaya yang memiliki nilai luhur adalah Tari Remo, yang melambangkan jiwa kepahlawanan.  Tari Kuda Lumping merupakan bentuk penghargaan dan dukungan rakyat jelata kepada pasukan berkuda Pangeran Diponegoro, serta menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah dan Sunan Kalijaga melawan penjajah Belanda.
  4. Tulis kesimpulanmu tentang tari Lego-lego! Tari Lego-lego merupakan simbol persatuan dan kesatuan, karena pada praktiknya dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat suatu desa di Alor, NTT. Dan, pelaksanaannya yang dilakukan untuk penyambutan tamu merupakan cerminan bahwa orang-orang Alor sangat menghargai para tamu.

Jumlah Sudut Bangun Segitiga
Selain membentuk lingkaran, ada juga tarian yang menerapkan unsur segi tiga dalam gerakan dan kostum yang mereka kenakan. Salah satunya terdapat pada tari Ngremo dari Jawa Timur. Pola segi tiga merupakan salah satu bentuk simbol yang sangat kuat melekat pada tari Ngremo, simbol tersebut ada pada pola gerak kaki saat melakukan gerakan iket maupun pada ikat kepala (udeng).
 Budaya bangsa Indonesia memang sangat beragam ada  Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan
Jadi jumlah sudut pada segitiga adalah 180 derajat.