Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun Indonesia mampu mepersatukan berbagai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang, yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggal Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma.
Perumusan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit saat itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain semboyan tersebut, negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
- Dasar Negara Pancasila. . Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini. Pancasila melandasi semua kehidupan kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat, oleh karena itu fungsi dan kedudukannya adalah sebagai alat pemersatu bangsa,untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di Indonesia.
- Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan. Dalam UUD 1945 pasal 35 disebutkan bahwa Bendera negara Indonesia adalah Sang Merah Putih. Dalam bendera ini arti berani ditunjukan dengan warna merah, dan suci ditunjukan dengan warna putih.
- Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Berawal dari rumpun Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1945.
- Lambang Negara Burung Garuda. Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara. Pasal 36A UUD 45 menegaskan bahwa lammbang negara ialah Garuda Pancaila dengan semboyan BhinnekaTunggal Ika.
- Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. UUD RI 1945 pasal 36B menyebutkan bahwa Lagu kebangsaan ialah lagu Indonesia Raya. Lagu kebangsaan ini pertama kali dinyanyikan di forum yang melahirkan sumpah pemuda yaitu kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang akhirnya menjadikan lagu ini sebagai lagu kebangsaan.
- Lagu-lagu perjuangan. Fungsi lagu-lagu perjuangan adalah memotivasi semangat rakyat Indonesia menghadapi tantangan dan hambatan untuk mencapai kemerdekaan. Lagu-lagu perjuangan membangkitkan gelora semangat perjuangan dalam usaha melepaskan diri dari penindasan dan penjajahan yang bergema di seluruh Indonesia.
Tugas Mandiri
Salah satu contoh kejadian yang menyebabkan pecahnya persatuan bangsa Indonesia adalah kerusuhan Sampit. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Penyebab konflik yaitu Penduduk Madura yang merupakan 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Menurut saya, konflik yang terjadi di Sampit tidak seharusnya terjadi. Konflik yang terjadi dengan saudara sebangsa dan senegara harus dihindarkan, apalagi bila sampai menelan korban jiwa. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, seharusnya kita dapat saling menghargai dan menghormati. Saya yakin dan percaya, apabila setiap warga Negara dapat saling menghargai dan menghormati, tentu tidak akan terjadi perang (khususnya antara Suku Dayak dan Suku Madura).
Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut.
- Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang. Serasi adalah kesesuaian / kesamaan antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh. Seimbang adalah jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban. Selaras adalah suatu hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin.
- Pergaulan antarsesama yang lebih akrab. Sebagai bangsa yang beraneka ragam kita harus bergaul dengan sesama dengan cara menjalin persahabatan yang saling menghargai, saling menghormati sehingga tercipta persatuan
- Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah. Perbedaan yang ada dalam masyaraka bukan merupakan sumber permasalahan, keberagaman yang ada semakin membuat kebudayaan yang ada menjdai beragam dan saling mengisi.
- Pembangunan berjalan lancar. Dengan adanya persatuan diharapkan pembangunan berjalan lancar tanpa adanya halangan yang disebabkan oleh renggangnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Konflik dapat mengakibatkan perpecahan dan akhirnya merugikan seluruh rakyat Indonesia.
Berikut ini nama provinsi beserta nama bahasanya, rumah adat, dan tariannya. Kemudian
No. | Nama Provinsi | Bahasa Daerah | Rumah Adat | Tarian |
---|---|---|---|---|
1. | Nanggroe Aceh Darussalam | Aceh Gayo | Rumah Krong Bade | Saman, Tari Seudati |
2. | Sumatera Selatan | Palembang | Rumah Limas | Tari Tanggal, Tari Putri Bekhusek |
3. | Sumatera Utara | Batak | Rumah Bolon | Tari Cawan, Tari Serampang Dua Belas |
4. | Sumatera Barat | Minang | Rumah Gadang | Tari Piring, Tari Baralek Gadang |
5. | Riau | Melayu | Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar | Tari Persembahan, Tari Joged Lambak |
6. | Kepulauan Riau | Melayu | Rumah Selaso Jatuh Kembar | Tari Japin, Tari Tandak |
7. | Jambi | Kubu, Kerinci, Melayu, Batin | Rumah Panjang | Tari Sekapur Sirih |
8. | Lampung | Lampung | Nuwou Sesat | Tari Muli, Tari Jangget |
9. | Bangka Belitung | Melayu Bangka | Rumah Limas | Tari Zapin, Tari Puteri Bekhusek |
10. | Bengkulu | Melayu | Rumah Rakyat | Tari Persembahan, Tari Bidadari |
11. | Gorontalo | Atinggola, Gorontalo | Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris | Tari Padduppa |
12. | Banten | Sunda | Rumah Badui | Tari Sekapur Sirih |
13. | D.K.I Jakarta | Betawi | Rumah Kebaya | Tari Ronggeng Blentek |
14. | Jawa Barat | Sunda | Rumah Kasepuhan Cirebon | Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Jaipong |
15. | Jawa Tengah | Jawa | Rumah Joglo | Tari Gambyong, Tari Baambangan Cakil |
16. | D.I.Yogyakarta | Jawa | Rumah Joglo | Tari Golek Alun-Alun, Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya |
18. | Kalimantan Tengah | Melayu, Dayak, Mandarin | Rumah Betang | Tari Giring Giring, Tari Balean Dadas |
19. | Kalimantan Barat | Melayu, Dayak | Istana Kesultanan Pontianak | Tari Gawai Padi, Tari Monong |
20. | Kalimantan Timur | Melayu, Dayak, Kutai, Banjar | Rumah Lamin | Tari Dayak Gaudadas, Tari Gong |
21. | Kalimantan Selatan | Melayu, Dayak, Bugis, Banjar | Rumah Banjar Bubungan Tinggi | Tari Japin Sidam, Tari Baksa Kembang |
22. | Sulawesi Barat | Mandar, Bugis, Toraja | Rumah Mandar | Tari Mandar Majene, Tari Kipas |
23. | Sulawesi Utara | Minahasa, Sangir, Talaud | Rumah Pewaris | Tari Burung Pisou, Tari Maengket, Tari Polo-Palo |
24. | Sulawesi Tengah | Balantak, Banggai, Bungku | Rumah Tambi | Tari Petik Cengkih, Tari lumuense |
25. | Sulawesi Tenggara | Bunku-Laki, Muna-Butung | Rumah Istana Buton | Tari Lulo, Tari balumpa ( Buton ) |
26. | Sulawesi Selatan | Bugis, Makassar, Toraja | Rumah Tongkonan | Tari Bosara, Tari kipas |
27. | Bali | Bali Dan Sasak | Rumah Gapura Candi Bentar | Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet |
28. | Nusa Tenggara Barat | Sasak, Bali, Sumbawa, Bima | Rumah Istana Sultan Sumbawa | Tari Gandrung, Tari Mpaa Lenggogo |
29. | Nusa Tenggara Timur | Alor, Belu, Ende | Rumah Musalaki | Tari Lenso, Tari Perang, Tari Gareng Lameng |
30. | Maluku | Banda, Buru, Furu | Rumah Baileo | Tari Tifa, Tari lenso |
31. | Maluku Utara | Bacan, Damar, Balela | Rumah Baileo | Tari Dona Dona, Tari lenso |
32. | Irian Jaya Barat | Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban | Rumah Honai | Tari Etae Wosi, Tari selamat datang |
33. | Irian Jaya | Dera, Kaure, Kentuk Bresi | Rumah Honai | Tari Yospan, Tari musyoh |
34. | Kalimantan Utara | Bahasa Bulungan, Bahasa Tidung | Rumah Adat Baloy | Kancet Lado |
Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan mencintai budaya lain adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh nyata implementasi hal tersebut adalah dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama lain.
Lingkungan | Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Komitmen Persatuan | Akibat dari Sikap Kurang menerapkan Persatuan | Cara Membina dan Membiasakan Komitmen Persatuan |
---|---|---|---|
Keluarga |
|
|
|
Sekolah |
|
|
|
Masyarakat |
|
|
|
Bangsa dan Negara |
|
|
|