Selasa, 07 Januari 2020

Makna Negatif Diksi Jokowi dalam Twit Tentang Rencana Kerja Pemerintah 2018

Tulisan ini tidak hendak menyerang Presiden Jokowi. Kehormatan Jokowi harus dijaga di samping juga harus diingatkan jika dianggap kurang pas. Sebagai salah satu tokoh yang saya idolakan, tentu boleh dong mengkritik.

Tulisan ini tidak hendak mengkritik kebijakan Jokowi, biarlah sudah banyak pakar yang membahasnya. Sudah sekian banyak pula akun anonim yang menyerang dan menggoreng. Saya tidak mau ikut-ikutan.

Foto Jokowi Sumber: Twitter.com/jokowi

Tulisan ini membahas kalimat twit Jokowi melalui akun @Jokowi. Karena yang dibahas adalah diksi dan kalimat, maka pendekatan yang dipakai adalah pendekatan bahasa. Bukan pendekatan politik apalagi pendekatan hukum, juga bukan pendekatan ekonomi.

Berikut twit Jokowi:

Rencana Kerja Pemerintah 2018 harus memastikan semua kementerian & lembaga mendukung pertumbuhan ekonomi -Jkw

Jokowi sedang mengajak masyarakat Indonesia untuk optimis. Mengajak Indonesia khususnya kementerian dan lembaga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Tetapi ada satu kata yang membuat kalimat tersebut 'kurang kuat'.

Adanya diksi 'harus'. Kata 'harus' mengandung arti 'belum' dan 'tidak'. Jadi, adanya kata 'harus' tersebut memunculkan makna bahwa Rencana Kerja Pemerintah 2018 masih belum mendukung pertumbuhan ekonomi. Adanya tahun '2018' juga mengindikasikan bahwa pada tahun ini, dan tahun lalu juga tidak mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kalimat Jokowi akan lebih bernas dan mengandung makna yang kuat tanpa harus menggunakan kata 'harus'. Misalnya diubah menjadi:

Rencana Kerja Pemerintah 2018 memastikan semua kementerian dan lembaga mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kalimat di atas mengandung arti 'sudah'. Yaitu Rencana Kerja 2018 sudah memastikan agar lembaga dan kementiran mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di luar dari itu, Jokowi selaku presiden tidak mungkin memikirkan hal remeh temeh semacam ini. Itu twit langsung dari Jokowi, mungkin tidak sempat menyunting pilihan kata yang digunakan.

Akan tetapi sebagai seorang Presiden, hendaknya Jokowi memperhatikan betul pilihan kata yang dipilih. Karena setiap tindak tanduk dan ucapan Jokowi diperhatikan seluruh rakyat Indonesia. Terlebih dalam foto yang ikut dirilih melalui twitnya, Jokowi berada di bawah ptotret Soekarno.

Presiden pertama yang menjadi patron pemerintahan Jokowi tersebut adalah tokoh yang sangat memperhatikan pilihan kata. Sampai sekarang, susunan kata dan istilah yang dicetuskan oleh Soekarno masih enak didengar. Misalnya Jas Merah! dan Berdikari!

Kalau Jokowi mengidolakan Soekarno dan menjadikannya patron pemerintahan, ada baiknya juga Jokowi memilih kata yang pas saat menulis, berbicara, dan berpidato layaknya Soekarno.

Terlepas dari itu semua, semangat, Pak! Majukan Kami! Majukan Indonesia!