Selasa, 21 April 2020

Mengulas Cerpen “Nasihat untuk Anakku”

Guru Madrasah
Nasihat untuk Anakku adalah cerpen karya seorang sastrawan bernama asli Bustami Djalid. Cerpen ini memuat kehidupan sang Ayah, beserta nasihat-nasihat yang diperuntukkan anaknya. Dalam cerpen ini, dikisahkan sang Ayah yang hidup pada masa sebelum kemerdekaan. Pada masa itu terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan sulitnya makan tiga kali sehari. Cerpen ini juga memuat kisah saat Ayah merayakan ulang tahunnya kedua puluh lima bersama temannya. Namun setelah merayakan ulang tahun Ayah tersebut, teman Ayah mengakhiri hidupnya dengan bun*h diri. Hal itu disebabkan keputusasaan dan sikap malu terhadap dirinya sendiri.

Pada akhir cerita, sang Ayah memberikan nasihat-nasihat dan menyarankan pilihan hidup untuk anaknya, kelak. Nasihat itu juga dapat memotivasi dan dibutuhkan bagi kita semua. Di samping menghasilkan struktur teks ulasan, juga menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Unsur instrinsik, antara lain, tema, alur, plot, karakter, latar, sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsik, antara lain, unsur sosial, budaya, politik, psikologi, dan sebagainya.

1. Struktur Teks Ulasan Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Bacalah cerpen dengan cermat, kemudian ulas berdasarkan struktur teks ulasan yang terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. Di dalam mengulas cerpen, hal penting yang harus diperhatikan adalah gambaran umum, ringkasan, serta kelebihan dan kekurangan dari cerpen tersebut.
Struktur TeksKalimat
OrientasiCerita pendek “Nasihat Untuk Anakku” adalah karya ke-9  Motinggo Busye yang bernama asli Bustami Djalid. Cerpen ini adalah satu-satunya cerpen yang ditulis oleh beliau dan cerpen ini mendapatkan hadiah dari majalah sastra. Cerita pendek ini menceritakan tentang banyak berubahnya keadaan dunia, perjuangan hidup,dan berbagai nasihat dari ayah untuk anaknya.
TafsiranPada paragraf pertama teks ini menceritakan tentang keadaan negara indonesia berubahnya keadaan negara Indonesia.

Di paragraf selanjutnya teks ini menceritakan tentang betapa sulitnya untuk menjalankan kehidupan membutuhkan perjuangan yang berat untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan akses transportasi yang sangat buruk.

Pada teks paragraf ke-4 dan selanjutnya menceritakan penulis cerita ini/nasihat merayakan ulang tahun karena pada saat hari itu sang Ayah sedang berulang tahun. Sang Ayah membawa temannya ke warung kopi untuk merayakan hari ulang tahunnya.Di paragraf selanjutnya teks ini menceritakan tentang rencana apa yang akan digunakan dari hasil terbitnya buku sang Ayah.

Di pertengahan teks cerita pendek ini sang Ayah mendengar temannya telah melakukan bun*h diri dengan cara memotong nadinya dengan silet. Hal itu sangat memalukan.Mendekati akhir cerita teks ini memberi tahu jangan takut membela kebenaran memang terkadang kebenaran dikalahkan oleh kenyataan.
EvaluasiCerita pendek yang satu ini disajikan dengan bahasa yang sulit dimengerti. Tetapi teks ini apabila pembaca sudah memahami teks ini maka pembaca akan tersihir dengan cerita pendek ini.
Nasihat untuk Anakku adalah cerpen karya seorang sastrawan bernama asli Bustami Djalid Mengulas Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Dengan berbagai nasihat yang dikandung, teks ini merupakan sebuah motivasi yang luar biasa bagi kita, bisa kita jadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Cerpen ini bagus untuk para remaja karena di cerpen ini sang penulis menulis nasihat-nasihat yang baik untuk para pembaca. Cerpen ini menginformasikan bagaimana susahnya hidup dan bagaimana saat keadaaan hidup sangat minim.
RangkumanDengan mengesampingkan kekurangan, teks ini benar benar dibutuhkan oleh remaja di Indonesia karena banyak sekali nasihat dan motivasi untuk membangun pribadi yang lebih baik lagi.

2. Tema Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis cerita bukan sekadar ingin bercerita, tetapi ingin mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang ingin dikatakannya itu bisa masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini. Semua kejadian dan perbuatan tokoh cerita, didasari oleh ide pengarang tersebut.

Sebuah cerpen harus selalu mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik. Pesan itu tentu saja tidak dikemukakan secara definitif. Pengarang menyatakan ide atau tema dalam unsur cerita. Dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh elemen. Pengarang menggunakan dialog-dialog tokoh, jalan pikiran, perasaan, kejadian-kejadian, latar cerita untuk mempertegas atau menyarankan isi temanya.

Seluruh unsur cerita mempunyai satu arti saja dan satu tujuan. Yang mempersatukan segalanya itu adalah tema. Untuk menentukan tema cerpen “Nasihat untuk Anakku’’. dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut.
  1. Bagaimana sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan di dalam cerpen “Nasihat untuk Anak’’?(Sikap pengarang pada cerpen ini sangat yakin dan berpikir positif)
  2. Apakah nasihat yang dikemukakan oleh tokoh Ayah dalam cerpen ini juga berguna bagi orang lain?(Nasihat dari cerpen ini berguna bagi orang lain juga)
  3. Apa alasan tokoh utama melarang anaknya menjadi pengarang?(Tokoh utama dalam cerpen ini melarang anaknya untuk menjadi pengarang karena ia berpikir Indonesia akan maju dengan SDA di Indonesia)
  4. Bagaimana pendapatmu tentang profesi pengarang?(Pada masa tersebut, pengarang tidak dihargai. Dengan membayangkan situasi tersebut bisa mengambil kesimpulan bahwa menjadi seorang pengarang bukanlah pilihan yang terbaik.)

Dengan demikian, tema cerpen tersebut adalah pilihan hidup, pengarang dapat menyampaikan tema itu melalui tokoh utama, yaitu sang ayah.

3. Plot Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Plot sering juga disebut alur cerita. Jalan cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah perwujudan, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari plot. Plot tidak sama dengan jalannya cerita. Plot dengan jalannya cerita memang tidak bisa dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Secara umum plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut.
  • Pengenalan. Ayah adalah seorang pengarang yang hidup di zaman sebelum kemerdekaan, saat itu Indonesia masih mengalami krisis ekonomi. Ayah memiliki seorang teman yang juga berprofesi menjadi pengarang. Karena profesi itu, teman Ayah dibenci keluarganya.
  • Timbulnya konflik. Saat ulang tahun Ayah kedua puluh lima, Ayah mentraktir temannya itu ke warung kopi. Di sana Ayah berbincang-bincang dengan temannya. Ayah mengatakan jika ia akan membeli arloji dan buku harian saat bukunya terbit. Ia juga menjelaskan alasan pembelian kedua benda itu. Temannya seperti tersihir juga termotivasi dengan pendapat Ayah.
  • Konflik memuncak. Malamnya, Ayah mendapat kabar jika temannya meninggal karena bun*h diri. Teman Ayah bun*h diri karena ia merasa malu dan putus asa dengan kehidupan yang ia jalani selama ini. Kehidupan temannya ini tercermin seperti pada masyarakat umumnya. Yaitu masyarakat yang pada masa itu mengalami banyak permasalahan.
  • Pemecahan. Sang Ayah menghimbau kepada anaknya, agar anaknya itu memilih pilihan hidup ini sesuai dengan kemampuan pikiran dan tenaganya, asal saja pilihan itu adalah pilihan yang benar, serta tidak merugikan masa depanmu dan masa depan banyak manusia. Ayah melakukan hal ini untuk menjadikan anaknya lebih baik dari dirinya.

Setelah mengenal elemen-elemen plot, kamu analisis cerpen “Nasihat untuk Anakku” berdasarkan elemen-elemen plot tersebut. Jenis alur pada cerpen “Nasihat untuk Anakku” yaitu alur mundur-maju (campuran). Karena dalam cerpen menceritakan kehidupan sang ayah di masa lalu. Kemudian menceritakan secara urut ke depan.

4. Karakter
Ada beberapa jalan yang dapat menuntun kita sampai pada sebuah karakter, yaitu (1) melalui apa yang dilakukan si tokoh, (2) melalui ucapan-ucapan si tokoh, (3) melalui penggambaran fisik tokoh, (4) melalui pikiran-pikiran sang tokoh, dan (5) melalui penerangan langsung (penulis membentangkan panjang lebar watak tokoh secara langsung.

Karakter tokoh di dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku”. antara lain sebagai berikut.
  • Tokoh utama dalam cerpen ini melarang anaknya untuk menjadi pengarang karena ia berpikir Indonesia akan maju dengan SDA di Indonesia. Tokoh utama dalam cerpen sangat berpikir positif.

5. Latar
Dalam cerpen modern latar telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Hanya tahu di mana suatu cerita terjadi tidak cukup. Latar dalam cerpen modern telah menjadi jalinan dengan unsur-unsur cerpen lainnya. Latar bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu tertentu, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran rakyatnya, gaya hidup mereka, dan sebagainya.

a. Latar Waktu
  • Ketika sang anak membaca surat dan nasihat dari Ayah
  • Tiga jam, waktu menunggu bus di Salemba.
  • Pagi hari, saat Ayah belum sarapan.
  • Pada hari ini, pada waktu ayah membuat nasihat dan saat ulang tahun Ayah kedua puluh lima.
  • Besok pagi, ketika Ayah bermaksud ikut menggali kubur untuk membenamkan mayat temannya.

Menunjukkan jam :
  • Jam dua siang, saat sang Ayah merasa sangat lapar di tengah hari.
  • Jam delapan malam, ketika malam hari ulang tahun Ayah dan pada waktu Ayah mendengar kabar bahwa temannya telah bun*h diri.

Menunjukkan tanggal dan bulan :
  • Bulan Desember, waktu ketika buku Ayah terbit
  • Tanggal dua puluh satu November, hari ulang tahun Ayah.

b. Latar Tempat
Latar Tempat :di dusun-dusun, di Salemba, di jalan raya, di secarik kertas, ke kantor majalah, ke sebuah warung kopi, di satu lembah, dalam buku harian, di angkasa, ke dalam bumi, ke dinding gedung, ke perpustakaan, di toko-toko.

c. Latar Suasana
  • Berubah, keadaan dunia antara zaman Ayah dan zaman Anaknya.
  • Lapar, kondisi Ayah saat menunggu bus di Salemba
  • Penuh sesak, suasana di dalam bus.
  • Gembira, saat menerima uang honorium hasil karangan dan karena Ayah ulang tahun.
  • Bingung, ketika Ayah ditertawakan
  • Kaget, pada waktu mendengar kabar bahwa temannya telah bun*h diri.
  • Bangga, saat sang Ayah menjadi pengarang hanya dengan arloji dan buku harian.
  • Mengharukan, ketika Ayah memberikan nasihat-nasihatnya untuk si Anak, kelak

6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Pada dasarnya ada empat sudut pandang (point of view), yaitu (1) sudut pandang serba tahu (omniscient point of view), (2) sudut pandang objektif (objective point of view), (3) sudut pandang orang pertama, dan (4) sudut pandang orang kedua.

Sudut pandang dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku” dibedakan menjadi 2, yaitu :
  • Orang Pertama. Pengarang terlibat langsung mengalami  peristiwa dalam cerita. Pengarang menggunakan kata ganti“aku” atau “saya” sebagai tokoh utama.
  • Orang ketiga. Pengarang tidak terlibat dalam peristiwa cerita. Biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, “dia”, atau “mereka” sebagai pelaku utamanya. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Aisya”, “Nia”, dan “Fahri” misalnya. Sudut pandang dalam cerita tersebut merupakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.

7. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berada di luar cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat pada saat cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik meliputi latar pengarang, politik, psikologi, sosial-budaya, dan agama.

Unsur ekstrinsik cerpen “Nasihat untuk Anakku”. Latar pengarang merupakan keadaan pengarang saat membuat suatu karya sastra.
  • Pengarang cerpen “Nasihat untuk Anakku” yaitu Motinggo Busye.
  • Beliau memiliki nama asli Bustami Djalid.
  • Beliau merupakan seorang sastrawan, sutradara, dan penyair legendaris di Indonesia maupun di dunia.
  • Selain cerpen, beliau juga mengarang puisi, sajak, drama, dan novel.